Kompas Sabtu, 27 September 2008
Film bermuatan pendidikan selalu menggelitik hati Sultan Hamengku Buwono X. Karena itulah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Keraton Yogyakarta ini antusias menonton lagi film Laskar Pelangi.
Kata Sultan HB X, film bermuatan pendidikan seperti ini mestinya banyak diproduksi. ”Harus disadari, dalam menonton film, masyarakat sudah berubah. Orang melihat bagaimana ceritanya,” katanya menambahkan.
Paradoks pendidikan yang dipaparkan Laskar Pelangi, lanjut Sultan HB X, menyuarakan fakta bahwa masih banyak kesenjangan dalam pendidikan, mulai dari bangunan fisik sampai kesejahteraan pendidik antar-sekolah.
”Yang juga ditunjukkan film ini, pendidikan kadang bersifat birokratis. Misalnya, membatasi syarat minimum siswa per kelas adalah sepuluh orang agar proses belajar bisa diadakan,” kata Sultan HB X yang lahir di Yogyakarta, 2 Maret 1946, ini.
0 comments:
Post a Comment