27

Laskar Pelangi The Movie (Trailer)




Read More..
5

Film "Laskar Pelangi" Diluncurkan Dalam DVD



Film "Laskar Pelangi" yang sukses menyedot penonton hingga lebih dari empat juta orang pada 2008, kini diedarkan dalam bentuk DVD, VCD, dan VCD ekonomis.

Direktur Jive Collection, Ronny P Tjandra dalam konferensi pers peluncuran rangkaian produk turunan dari film "Laskar Pelangi" ini di Jakarta, Rabu, mengungkapkan harga jual produk tersebut mulai Rp19.000 hingga Rp59 ribu.

"Harga yang paling mahal itu untuk DVD yang juga berisi cerita di balik pembuatan film Laskar Pelangi, ada video klip Nidji, Netral, dan Gita Gutawa, serta wawancara khusus dengan Andrea Hirata," ujarnya.

Ronny mengungkapkan untuk tahap awal ini akan diluncurkan sekitar 20 ribu keping dan diedarkan melalui jaringan distribusi Jive Collection, berbagai toko buku, toko DVD dan VCD di berbagai kota besar di Indonesia.

Ia menambahkan harga jual produk "home-video" itu sengaja dipasarkan secara bertingkat untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Ia merinci, harga film "Laskar Pelangi" versi DVD dijual Rp59.000, versi VCD seharga Rp39 ribu dengan bonus buklet dan pembatas buku, serta harga yang paling murah adalah Rp19.000 untuk VCD ekonomis yang hanya berisi kepingan saja tanpa bonus tambahan.

"Dengan harga yang sudah relatif murah ini kami berharap pembajakan bisa ditekan, karena kalau bicara soal pembajakan itu sudah jadi penyakit dan sulit hilangnya," ujarnya seraya menambahkan sebagian hasil penjualan akan disumbangkan untuk dana pendidikan anak-anak.


Sementara itu di tempat yang sama, pengarang buku Laskar Pelangi, Andrea Hirata mengungkapkan DVD dan VCD tersebut adalah kabar baik untuk banyak orang yang telah lama menunggu-nunggu kehadirannya sebab tidak semua orang sudah menyaksikannya di bioskop.

"Saya kira ini akan sangat positif karena bentuk penyebaran film Laskar Pelangi menjadi semakin beragam dan banyak orang yang telah menantikannyauntuk ditonton bersama keluarga di rumah," kata Andrea.

Laskar Pelangi (2008) adalah sebuah film garapan sutradara Riri Riza yang dirilis pada 25 September 2008 bertepatan dengan libur Lebaran. Film Laskar Pelangi merupakan karya adaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Andrea Hirata.

Film Laskar Pelangi ini dibintangi artis-artis seperti Tora Sudiro, Cut Mini, Slamet Raharjo dan Ikranagara. Lokasi syuting film ini di Belitung seperti halnya kisah dalam novel.

Sukses film ini meraih lebih dari empat juta penonton mengikuti sukses penjualan bukunya yang menurut Andrea hingga awal Maret mencapai lebih dari satu juta eksemplar.

"Satu juta eksemplar itu buku yang versi resmi, kalau yang versi bajakan sepertinya sudah sangat besar, sekitar tiga juta eksemplar," demikian Andrea.

Antara





Read More..
1

"Laskar Pelangi" akan Ditayangkan di Australia


Film fenomenal "Laskar Pelangi" yang telah ditonton jutaan orang di Indonesia akan ditayangkan di depan para guru, siswa dan mahasiswa Australia serta masyarakat Indonesia di Bioskop Darwin, Australia Utara, pada 15 April pukul 11.00 waktu setempat.

"Konsulat RI Darwin telah memesan gedung bioskop untuk acara ini. Kita juga mengundang para pelajar dari beberapa sekolah seperti `Darwin High School dan Middle School` (SMP/SMP Darwin), Kormilda College, dan SMA St.John," kata Sekretaris II Fungsi Pensosbud Konsulat RI Darwin, Arvinanto Soeriaatmadja.

Kepada ANTARA News yang menghubunginya dari Brisbane, Senin, ia mengatakan, pihaknya juga mengundang mahasiswa dan akademisi Universitas Charles Darwin (CDU), beberapa pejabat pemerintah setempat, dan para guru bahasa Indonesia di sejumlah SMA ke acara "nonton bareng" film Laskar Pelangi ini.


"Pertunjukan film Laskar Pelangi di Darwin ini merupakan bagian dari upaya diplomasi budaya kita melalui insan perfilman Indonesia untuk memperkuat hubungan di tingkat rakyat Indonesia dan Australia," katanya.

Arvinanto mengatakan, acara nonton bareng film Laskar Pelangi di Darwin itu dapat terlaksana berkat kerja sama yang baik antara Konsulat RI Darwin dan Pengurus Pusat Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia (PPIA).

"Tiga orang wakil PPIA akan hadir bersama Riri Reza (sutradara), Mira Lesmana (produser-red.) dan seorang manajernya pada acara penayangan Laskar Pelangi di Darwin," katanya.

Pihaknya juga berencana mempertemukan para wakil pengurus pusat PPIA dengan para mahasiswa Indonesia yang ada di CDU mengingat pengurus ranting dan cabang PPIA belum terbentuk di Darwin.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat memotivasi para mahasiswa Indonesia di CDU untuk membentuk organisasi yang akan ikut mendukung penguatan hubungan Indonesia-Australia ke depan, katanya.

Selain di Darwin, film Laskar Pelangi juga akan ditayangkan di enam kota utama Australia lainnya, yakni Perth, Adelaide, Melbourne, Sydney, Canberra, dan Brisbane pada 15-26 April.

Acara nonton bareng Laskar Pelangi itu merupakan kegiatan Pengurus Pusat PPIA bekerja sama dengan cabang dan ranting PPIA se-Australia.

Film produksi 2008 yang telah ditonton lebih dari satu juta orang, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu diangkat dari novel pertama Andrea Hirata (2005).

Film yang mengisahkan kehidupan 10 anak keluarga miskin yang bersekolah di sebuah sekolah Muhammadiyah di Pulau Belitung dan ini pertama kali diputar di bioskop-bioskop Tanah Air pada 25 September 2008.

Sumber: Antara



Read More..
1

Laskar Pelangi Bikin Orang Jerman Nangis


Film laris Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza mengundang isak tangis di CineStar Cubix Alexanderplatz, Berlin, Sabtu (14/2), waktu setempat. Tidak hanya orang Indonesia di Berlin, sejumlah orang "bule" pun ikut tersentuh dan menitikkan air mata.

Laskar Pelangi, yang dialihbahasakan menjadi The Rainbow Troops, lolos seleksi dan tampil pada Festival Film International Berlin ke-59 atau Berlinale 2009. Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata ini diputar di sejumlah gedung bioskop di Berlin, Jerman.

Selain Laskar Pelangi, empat film Indonesia lainnya yang juga lolos masuk Berlinale 2009 adalah At Stake (Nia Dinata), yang bersama Laskar Pelangi bertarung di kategori Panorama (Audience Award), Generasi Biru (Garin Nugroho) di kategori film dokumenter, dan Trip to the Wound (Edwin) dan Musfir (BW Purba Negara) untuk kategori film pendek.

Udara musim dingin di Berlin tidak menyurutkan minat para penikmat film di kota ini. Departemen Luar Negeri di Jakarta, pekan ini mengungkapkan, perhatian masyarakat Jerman terhadap film-film Indonesia cukup menggembirakan, ditandai dengan tiket film-film Indonesia terjual habis tiga hari menjelang pemutaran dan masih banyak peminat film-film Indonesia yang tidak berkesempatan menonton.

Tidak hanya itu, menurut pernyataan tersebut, penyelenggara juga memberi perhatian khusus kepada film Indonesia, dengan memasang gambar Laskar Pelangi dan At Stake dalam sampul buku program Berlinale 2009, mewakili film-film Asia.

Warga Berlin memang penikmat film. Tempat-tempat penjualan tiket Berlinale selalu diwarnai antrean. Pemutaran film Laskar Pelangi pun mengundang antusiasme mereka. Warga negara Indonesia di Jerman yang selama ini hanya mendengar tentang fenomena cerita karya Andrea Hirata di Indonesia seperti mendapat berkah bisa menyaksikan Laskar Pelangi di Berlin. Mereka berduyun-duyun datang dari berbagai kota di Jerman seperti dari Hamburg, Dresden, dan Hanover.

"Saya selama ini cuma dengar-dengar aja sih soal Laskar Pelangi. Kayaknya heboh banget ya di Indonesia. Makanya, seneng banget film ini bisa tampil di Berlinale," kata Ari, mahasiswa Fachhochschule fur Technik un Wirtschaft, Berlin. Ia sudah dua tahun tinggal di Berlin.


Teater 9 di gedung bioskop itu dipenuhi pengunjung baik warga negara Indonesia maupun masyarakat Berlin dan hanya menyisakan satu deret bangku kosong di bagian paling depan. Tidak ada satu orangpun beranjak dari tempat duduknya selama dua setengah jam film diputar.

Sejumlah adegan mampu membuat tawa pengunjung. Misalnya, saat Ikal jatuh cinta melihat buku-buku jari Aling di Toko Kelontong Sinar Harapan atau ketika Mahar sedang sibuk mencari ilham untuk festival dan bertingkah aneh di mata teman-temannya.

Separuh film berjalan, di antara tawa pengunjung, suara isakan mulai terdengar di sana-sini. "Aduh, ini film lucu tapi kok bikin sedih juga ya," kata Mulianakusumah setengah berbisik di tengah pertunjukan. Ia tampak mengusap matanya. Mulianakusumah baru empat bulan tinggal di Jerman. Di Indonesia ia belum sempat menonton film ini.

Farah Marina, mahasiswi Fachhochschule fur Technik un Wirtschaft, Berlin, yang hampir tiga tahun tinggal di Berlin, mengaku ia juga sempat menitikkan air mata, terutama ketika adegan Lintang berhenti sekolah dan pamitan kepada teman-temannya. "Bukan cuma aku aja lho yang nangis, orang Jerman di sebelahku juga nangis kok. Filmnya bagus banget," kata dia.

Sophie, salah seorang warga Berlin yang menonton Laskar Pelangi juga mengaku tersentuh. "Saya kagum dengan perjuangan anak-anak Laskar Pelangi, kagum dengan semangat mereka, dan itu semua sangat menyentuh," ujarnya. (*)




Read More..