2

'Laskar Pelangi' Sengaja Bolos di FFI 2008

Laskar Pelangi' ternyata tak masuk FFI 2008 bukan karena takut kalah. Sang sutradara sengaja membuat film itu absen dari festival film terbesar di Indonesia tersebut. Kenapa?

Mira Lesmana mengaku enggan mendaftarkan film bertema pendidikan itu karena menurutnya FFI masih belum mandiri. Mira pun tak mau terlibat dalam pagelaran yang akan diadakan pada 12 Desember 2008 mendatang itu.

"Kami sudah berkomitmen sebelumnya. Sampai saat ini ternyata FFI masih belum independen, masih belum lepas dari BP2N," ucap sang produser saat dihubungi detikhot lewat telepon genggamnya, Selasa (4/11/2008) malam.

Sambil menunggu FFI menjadi badan yang independen, Mira memilih untuk melibatkan film Ikal dan kawan-kawan itu ke festival film lainnya. Kakak Indra Lesmana itu tengah mempersiapkan 'Laskar Pelangi' untuk menjelajahi benua Eropa.

"Di JiFest pasti akan kami ikutkan. Saat ini kami masih menunggu kabar untuk bisa ke Eropa dan Pusan di Korea," tambahnya.

detik.com

Read More..
0

Film 'Laskar Pelangi' Kuras Dana Rp 8 M

Sukses film 'Laskar Pelangi' tentunya diiringi dengan niat yang tidak main-main. Film yang diangkat dari novel Andrea Hirata itu menguras dana hingga Rp 8 miliar.

Dana tersebut sebagian besar dialokasikan untuk keperluan syuting yang mengambil tempat asli di pulau Belitong. Proses casting juga digelar di tempat tersebut. Mira Lesmana cs mencari lebih dari 10 anak warga asli Belitong.

"Kenapa harus sebanyak itu, karena kita harus membawa hampir 300 kru ke pulau Belitong," ujar Mira ditemui di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2008) malam.

Diketahui Mira, angka penonton sementara telah mencapai 1,25 juta orang. Hal ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi Mira yang sebelumnya pernah menggarap film '30 Hari Untuk Selamanya', 'Petualangan Sherina', juga 'Ada Apa dengan Cinta?' bersama sutradara Riri Riza.

"Banyak respon positif masuk ke facebook saya, email saya. Ada anak SMP mengatakan saya nggak mau malas-malasan belajar lagi karena nonton 'Laskar Pelangi'. Yang paling menggembirakan itu antusiasme dari masyarakat," tutur Mira.

detik.com

Read More..
0

Laskar Pelangi Tontonan Wajib Caleg

Beberapa waktu lalu Presiden SBY dan beberapa menteri telah menonton film 'Laskar Pelangi'. Mira Lesmana pun berharap tak hanya SBY yang menonton film itu, para calon legislatif juga wajib menonton 'Laskar Pelangi'.

"Saya bangga film 'Laskar Pelangi' bisa diterima oleh semuanya, bukan cuma ditonton sama anak-anak kecil, tapi juga diwajibkan untuk para caleg-caleg," ucapnya saat ditemui detikhot belum lama ini di Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Kakak Indra Lesmana itu ditemui usai menghadiri acara nonton bareng suatu partai peserta Pemilu 2009. Dalam kesempatan tersebut, Mira menyampaikan pesan pada calon-calon legislatif dari partai itu.

Ia meminta agar mereka yang sudah duduk di legislatif tidak melupakan rakyat. "Jangan pernah melupakan rakyat, ini bukan dari saya saja tapi juga dari Laskar Pelangi," tegasnya.

detik.com

Read More..
2

Join On Laskar Pelangi The Community

Alo... Laskar Pelangi The Movie Freaks..!! Join yuk di komunitas penggemar film Laskar Pelangi di alamat www.laskarpelangithemovie.ning.com dan berbagi pengalaman menonton film ini, boleh juga berbagi kegembiraan atau kekecewaan atau bahkan ketakjuban akan adanya film ini yang diangkat dari salah atu novel Best Seller.

Di komunitas ini, anda dapat share foto-foto, video dan bertukar pikiran dalam Forum Diskusi yang disediakan... bahkan bisa Chatting dengan sesama Movie Freaks!

Ayo buruan untuk menjadi yang pertama....




Read More..
5

SBY: Saya Belum Baca Laskar Pelangi

DetikNews
Rabu, 08/10/2008 23:38 WIB

Meski baru tampil di satu film, Lintang dkk sudah punya banyak penggemar berat. Ini terlihat dalam acara nonton bersama film Laskar Pelangi dengan Presiden SBY.

Dua belas bocah asal Belitung itu langsung jadi rebutan foto bersama setiba di lokasi acara di Blitz Megaplex, Jakarta, Rabu (8/10/2008). Wartawan, pengunjung dan anak-anak yatim piatu ingin bersalaman dengan mereka.

Tidak terkecuali Presiden SBY dan NY. Ani Yudhoyono yang mengundang mereka. Keduanya terlihat antusias menjabat tangan dua belas anak itu.

Ketika antri memasuki ruang theater, para pemeran Laskar Pelangi itu sudah menarik perhatian. Pengunjung yang kebetulan mengenali rombongan kecil itu pun langsung memanggil-manggil.

"Eh itu ada Ikal, Mahar, Flo, Kucai, A Kion, Sahara, Aling!" suara dan kilatan lampu kamera ponsel susul menyusul tidak berapa lama kemudian.

Suasana kembali jadi heboh ketika kelompok musik Nidji tiba di lokasi. Giring, vocalis kelompok musik yang bawakan lagu tema Laskar Pelangi, yang kini jadi sasaran pemburu foto bersama.

Seratusan anak jalanan jadi tamu undangan nonton bersama Presiden SBY petang hari ini. Mereka adalah para pengamen cilik yang tiap hari mengais rejeki di Bulungan, Semper dan Tanah Abang.

Sebelum fim diputar, Presiden SBY sampaikan sambutan pendek. Dia berpesan kepada para hadirin untuk menyimak pesan moral berupa kegigihan, semangat juang dan pantang menyerah dalam meraih cita-cita.

"Saya belum bukunya atau menonton filmnya. Tapi saya mendengar karya ini sangat patut diapresiasikan. Mari kita saksikan bersama film yang indah ini," pungkas SBY.(lh/irw)

Read More..
2

SBY dan Ibu Ani Nonton `Laskar Pelangi`

http://www.presidensby.info
Rabu, 8 Oktober 2008, 22:51:28 WIB

Bersama seratus anak jalanan, wartawan yang biasa meliput di Istana, serta para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani menonton film Laskar Pelangi di Auditorium 1, Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Rabu (8/10) malam. Juru Bicara Presiden, Andi Mallarangeng, yang bertindak sebagai MC memperkenalkan pengarang buku Laskar Pelangi, Andrea Hirata, sutradara film Riri Riza, dan produser Mira Lesmana.

Buku Laskar Pelangi yang ditulis Andrea tiga tahun lalu itu adalah salah satu bentuk ucapan terimakasih kepada guru SD-nya dulu, Ibu Muslimah. "Dulu, waktu saya kelas 3 SD, guru saya Ibu Muslimah selalu berangkat ke sekolah dengan semangat. Bila hujan, Ibu Muslimah datang dengan payung daun pisang," ujar Andrea. "aya berjanji bila nanti besar, saya akan membuat tulisan tentang kisah guru saya," Andrea bercerita.

Sementara itu, Mira Lesmana menjelaskan bahwa pengambilan gambar film yang dikerjakan selama satu setengah tahun itu, hampir 100 persen dilakukan di Belitung. "Semua pemainnya orang Indonesia dan prosesnya juga dilakukan di Indonesia. Hanya satu saja yang dikerjakan di Bangkok, proses suara, karena hanya ada disana," ujar Mira. "Dua belas anak yang bermain dalam film ini semuanya asli Belitung dan belum pernah main film sebelumnya. Mereka berhasil didapatkan dari penyeleksian 3500 anak-anak," Mira menambahkan.

Secara jujur Presiden SBY mengakui bahwa ia sama sekali belum membaca bukunya dan menonton filmnya. "Saya dengar dari banyak orang kalau karya seni ini sangat indah. Mari kita saksikan bersama-sama," ajak Presiden SBY. Pada kesempatan itu Ibu Ani juga menyerahkan secara simbolis paket tas sekolah untuk anak-anak jalanan yang ikut menonton film tersebut.

Selama lebih kurang dua jam, SBY dan Ibu Ani menikmati Laskar Pelangi. Film ini menceritakan kisah perjuangan guru dan sepuluh anak-anak Belitong untuk sekolah. Suara tawa anak-anak membahana ketika adegan-adegan lucu muncul di layar. Beberapa orang juga tampak menyeka air mata ketika Lintang, salah satu anak Laskar Pelangi, terpaksa berhenti sekolah karena kematian ayahnya.

Ketika film selesai, semua penonton memberikan tepuk tangannya. SBY dan Ibu Ani kemudian menyalami para pemain yang datang satu persatu. Hampir seluruh pemain yang membintangi film ini hadir, antara lain Slamet Raharjo, Lukman Sardi, Ikranegara, Jajang C. Noer, serta 12 pemeran anak-anak Belitung yang khusus datang ke Jakarta untuk pemutaran film Ini. Nampak pula hadir Ibu Muslimah, guru SD Muhamadiyah Gantong, yang menjadi sumber inspirasi dibuatnya novel dan film Laskar Pelangi.

Usai menonton, Presiden kembali ke Istana untuk menggelar rapat terbatas membahas krisis global yang mulai berimbas ke Indonesia. Rapat diikuti oleh para menteri bidang ekonomi, Dewan Gubernur BI, Ketua Umum Kadin, Dirut Bursa Efek Indonesia, dunia perbankan, dan sejumlah pengusaha. (osa)

Read More..
1

Presiden Ajak Anak Jalanan Nonton Laskar Pelangi

Kompas, Rabu, 8 Oktober 2008 | 22:32 WIB

Kegigihan dan semangat anak-anak Belitung untuk bersekolah dalam kondisi terbatas yang tergambar dalam film Laskar Pelangi menarik perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono beserta putranya Edhie Baskoro pun mengajak sejumlah anak jalanan untuk menonton bersama, di Auditorium I Blitz Megaplex, Rabu (8/10) malam.

Tampak hadir bersama juga beberapa menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dan artis pendukung film tersebut menyaksikan film itu. Menteri yang ikut menonton yakni Mensesneg Hatta Rajasa, Menkominfo Muhammad Nuh, Menbudpar Jero Watjik dan Mendiknas Bambang Sudibyo serta Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana.

Sutradara Riri Riza, produser Mira Lesmana, dan pengarang novel Laskar Pelangi Andrea Hirata ikut menemani presiden menyaksikan film tersebut. Artis pendukung film itu seperti Slamet Raharjo, Jajang C Noer, Mathias Muchus, Ikranegara, Aryo Bayu, serta penyanyi tema lagu itu Giring dari grup band Nidji juga turut hadir.
Presiden dalam kesempatan itu mengatakan, kehadirannya menyaksikan film ini adalah untuk mengapresiasi sebuah karya seni hasil kerja putra-putri bangsa.

"Kita di sini bukan pesta pora tetapi untuk memberikan apresiasi yang tinggi atas karya seni yang indah dan dukungan terhadap anak-anak," kata Presiden di tengah kelesuan ekonomi global yang juga berimbas ke Indonesia. Menurutnya, film ini menggambarkan bahwa setiap anak-anak Indonesia memerlukan kasih sayang agar bisa menjalin masa depan yang indah seperti anak-anak lain.



Ia mengatakan film tersebut membangkitkan semangat dan karakter bangsa yang ingin maju. Film Laskar Pelangi, menurut Presiden, menunjukkan karakter dan semangat anak-anak Indonesia yang gigih, berjuang merebut masa depannya.

Read More..
3

Ikang Fauzi Menangis

Tak salah dengan lagu Serius Band bertajuk rocker juga manusia. Hal itu benar-benar dibuktikan oleh Ikang Fauzi. Meski julukan rocker sudah lama melekat pada dirinya namun diapun juga bisa menangis bahkan sampai empat kali. Lho memang kenapa?

Bukan hanya Cut Mini saja yang menangis saat menonton film Laskar pelangi garapan Riri Reza. Tapi seorang rocker seperti Ikang Fauzi pun meneteskan airmatanya saat melihat kegigihan anak-anak Belitong untuk mendapatkan cita-cita mereka. “Ternyata gue cengeng juga ya,” ujar Ikang ngakak selepas menonton film Laskar Pelangi di Blitz Megaplex, Kamis (25/9).

Padahal menurut bapak dua anak ini film ini bukanlah film sedih dan baru kali ini dia bisa menangis sebanyak itu hanya karena nonton film yang tidak menjual kesedihan.

“Baru kali ini nih gue nangis padahal filmnya juga bukan film sedih, padahal kalau nonton film horror seseram apapun gue nggak pernah takut sampai istri gue sendiri bingung, tapi kok film ini malah gue nangis,” tambah arsitek ini sambil tersenyum manis.

Diakuinya dalam film ini bukan kemiskinanlah yang mengaduk emosi penonton tapi justru karena anak-anak daerah yang punya tekad untuk merubah nasibnya untuk pendidikan. Dan itu mengingatkan dirinya ketika masih sekolah dulu.

“Orangtua gue padahal sudah menyiapkan begitu matang untuk pendidikan anak-anaknya termasuk gue, bahkan gue dari TK sampai SMP diluar negeri dan SMA di Jakarta kerjaan gue berantem melulu setiap hari, bahkan sampai berdarah-darah,” lanjut pria yang pernah mengecam pendidikan di Belgium ini.

Namun dirinya ogah berantem karena hal sepele. Waktu SD dan SMP yang dihabiskan di Jepang Ikang sudah mulai mengeluarkan keahliannya dalam hal berantem. Setelah di Jakarta, diapun tidak melepaskan energinya yang berlebihan itu.

“Gue berantem bukan karena hal sepele, waktu di luar negeri gue fighth untuk Indonesia dan di SMA berantem karena solidaritas terhadap teman gue tinggi banget, nggak bisa lihat teman disakiti, tapi ini contoh yang nggak baik, jangan ditiru deh,” tutup cowok yang pernah sekolah di SMA 3 Jakarta

Read More..
4

Laskar Pelangi Raih 1,3 Juta Penonton

Produser Laskar Pelangi Mira Lesmana mengungkapkan, jumlah penonton film karya sutradara Riri Riza ini telah mencapai lebih dari 1,3 juta penonton sejak pemutaran perdana, 25 September.

"Ini masih hasil sementara, jumlahnya akan bertambah karena pemutarannya belum berlangsung di semua daerah di Indonesia. Rencananya total ada 22 kota yang akan memutar Laskar Pelangi," kata Mira Lesmana, di Jakarta, Rabu.

Laskar Pelangi adalah sebuah film berdasarkan novel karya Andrea Hirata. Novel itu menjadi inspirasi banyak orang karena mengisahkan tentang pentingnya pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Novel itu telah terjual hingga jutaan eksemplar.

Mira menambahkan selain melakukan pemutaran film di berbagai daerah di Indonesia, para pemain film ini juga akan berkeliling sejumlah kota untuk menjumpai para pecinta novel dan film Laskar Pelangi.

"Sebenarnya kegiatan roadshow agak terbengkalai kemarin karena bertepatan dengan Lebaran. Tapi, sekarang sedang disusun lagi jadwalnya dan dalam waktu dekat kami akan ke Bangka Belitung dulu," ujar produser film Sherina (2005) itu.

Ia mengatakan, film Laskar Pelangi mendapat sambutan sangat positif dari masyarakat Indonesia, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama sejumlah menteri yang turut menyaksikan film ini di Blitzmegaplex Grand Indonesia, pada Rabu malam (8/10).

Selain lantaran kesuksesan novelnya, film ini mendapat perhatian besar dari penonton karena tema yang sangat membumi dan dekat dengan masyarakat, diangkatnya Bangka Belitung sebagai lokasi pembuatan film serta anak-anak Belitung yang menjadi pemerannya.

"Sebuah film itu memang tujuannya untuk menghibur, tapi jangan lupa bahwa film juga merupakan produk budaya sehingga dalam sebuah film juga penting mengangkat nilai-nilai lokal dan isu-isu penting bangsa ini," tutur Mira Lesmana

Read More..
4

Hasrat Bertutur "Laskar Pelangi"

Kompas Minggu, 28 September 2008
Oleh: DAHONO FITRIANTO

Jika ada film Indonesia yang paling ditunggu tahun ini, itu pasti Laskar Pelangi garapan sutradara Riri Riza. Dengan publikasi gencar seputar pembuatan film itu sejak awal tahun, orang dibuat penasaran, seperti apa film hasil adaptasi novel laris itu.

Para penggemar novel karya Andrea Hirata itu penasaran bagaimana Riri Riza menerjemahkan kesan dan imajinasi yang mereka dapat dari buku tersebut ke dalam bahasa visual. Bagi yang belum membaca novel berjudul sama, film ini diharapkan mampu menampilkan spirit novel yang disebut- sebut sangat inspiratif itu.

Maka, dibukalah film produksi Miles Films ini dengan adegan Ikal dewasa (diperankan Lukman Sardi) menumpang bus, kembali ke kampung halamannya di Desa Gantong, Pulau Belitung. Sambil menerawang ke luar jendela bus, suara lamunan Ikal membimbing penonton memahami latar belakang sejarah sosial pulau yang pernah kaya karena timah itu.

Seusai adegan pembuka itu, lamunan Ikal pun kembali pada saat ia pertama kali masuk SD. Film pun menampilkan gambar kilas balik Belitung era 1974, saat PN Timah masih aktif beroperasi, para karyawan berseragam biru lalu lalang dengan sepeda, dan orangtua mengantar anak-anak mereka ke sekolah.

Tokoh-tokoh

Di bagian awal, film ini terlihat memusatkan perhatian pada sosok Ikal, yang pada novel sebenarnya personifikasi Andrea Hirata sendiri. Ikal kecil (diperankan aktor lokal Zulfanny) adalah anak pegawai rendahan PN Timah yang tak mampu sekolah di SD Timah, jadi mendaftar ke SD Muhammadiyah.

Lalu bermunculan tokoh lain. Ada Lintang (Ferdian), anak nelayan miskin yang harus berjalan jauh dari kawasan pesisir ke sekolah terdekat di Gantong. Lalu ada Bu Muslimah (Cut Mini), perempuan muda yang teguh bercita-cita sebagai guru. Kemudian ada Pak Harfan (Ikranagara), Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong, yang setia mempertahankan sekolah yang hampir ambruk.

Hari itu adalah hari penentuan sekolah tersebut. Jika tak terkumpul 10 siswa baru, sekolah berdinding kayu reyot itu harus ditutup. Untunglah pada saat-saat terakhir muncul Harun (Jeffry Yanuar), anak tunagrahita yang menjadi siswa kesepuluh, penyelamat sekolah itu.

Dari sisi teknis, film ini digarap dengan rapi. Sinematografer Yadi Sugandhi menampilkan gambar-gambar indah dan terkonsep dengan baik. Dari sisi gagasan, film ini menggarap berbagai permasalahan nyata di masyarakat dengan cara yang ringan dan cukup bisa dinikmati.

Sampai di sini, narasi Ikal dewasa masih menyertai untuk menjelaskan betapa istimewanya 10 anak tersebut. Sempat muncul dugaan, film ini akan berkonsentrasi pada kisah-kisah keajaiban masa kecil anak-anak tersebut. Ternyata tidak.

Tokoh-tokoh baru terus bermunculan ketika setting waktu meloncat ke 1979, saat anak- anak itu duduk di kelas lima. Dari 10 anak itu, muncul Borek (Febriansyah), yang terobsesi dengan badan besar ala Samson, dan Mahar (Verrys Yamarno), anak SD yang sudah kenal jazz, bertingkah seniman.

Ada pula Pak Zulkarnaen (Slamet Rahardjo), orang kaya lulusan sekolah Muhammadiyah di Jawa yang bersimpati pada keteguhan hati Pak Harfan mempertahankan SD-nya. Lalu ada Pak Bakrie (Teuku Rifnu Wikana), yang bimbang menentukan pilihan apakah tetap mengajar di SD Muhammadiyah atau pindah ke tempat lain yang gajinya lebih baik. Terakhir, ada Pak Mahmud (Tora Sudiro), guru SD Timah yang naksir dan bersimpati kepada Bu Muslimah.

Kisah-kisah

Itu baru dari segi tokoh. Dari sisi cerita, selain ada kisah kegigihan Harfan dan Muslimah mempertahankan sekolah mereka dan mengajar anak-anak itu, juga ada cerita Ikal yang jatuh cinta kepada A Ling, anak pemilik toko kelontong. Lalu kisah Lintang yang tak bisa meneruskan sekolah karena ayahnya hilang di laut dan harus mengurus adik-adiknya. Dan, terakhir, ada Flo (Marcella El Jolla Kondo), anak orang kaya yang ngotot pindah dari SD Timah ke SD Muhammadiyah.

Dalam film yang hanya berdurasi 125 menit, semua itu akhirnya mendapat porsi tidak memadai. Karakter tiap tokoh muncul permukaannya saja, setiap cerita tidak tampil dengan latar belakang dan konteks utuh, dan semua pesan akhirnya disampaikan secara verbal.

Tokoh Ikal, yang seharusnya menjadi sentral kisah tentang keajaiban mimpi dan cita-cita ini, justru makin tersisih. Pada akhir film diceritakan ia berhasil mewujudkan mimpinya pergi ke Paris dengan diterima kuliah di Universitas Sorbonne. Satu-satunya adegan dalam film yang menggambarkan mimpi itu adalah saat ia menunjukkan kaleng pemberian A Ling yang bergambar Menara Eiffel kepada Lintang.

Sebaliknya, perjuangan dan kegigihan Lintang belajar di tengah keterbatasan dan rintangan justru tidak muncul utuh. Yang ditampilkan berulang-ulang hanya perjalanan menempuh hutan dan dihadang buaya. Padahal, jika ingin mengangkat ironi dunia pendidikan kita, marjinalisasi masyarakat miskin, dan keajaiban mimpi, harusnya kisah Lintang ini yang diangkat sebagai plot utama.

Subplot mengenai Flo (termasuk perjalanan ke pulau untuk bertemu dukun), selain tak jelas latar belakang dan maknanya, juga tak berkaitan langsung dengan plot dan spirit utama film ini. Jika adegan itu dibuang, tak akan berpengaruh apa pun terhadap film secara keseluruhan.

Dalam catatan produksi resmi film Laskar Pelangi, Riri Riza mengakui tak mungkin menceritakan semua isi novel dalam durasi sebuah film. ”Menurut saya, yang perlu dipertahankan adalah substansinya: keajaiban mimpi, marjinalisasi masyarakat, dan ironi dunia pendidikan kita,” kata Riri.

Namun, dari struktur film ini, terlihat Riri masih terlalu berhasrat memasukkan sebanyak mungkin unsur menarik dari novel ke dalam film. Hasilnya, semua substansi yang ia sebut itu justru tampil serba tanggung.


Read More..
0

Sultan HB X, Pendidikan yang Menggelitik

Kompas Sabtu, 27 September 2008

Film bermuatan pendidikan selalu menggelitik hati Sultan Hamengku Buwono X. Karena itulah, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Raja Keraton Yogyakarta ini antusias menonton lagi film Laskar Pelangi.

”Kemarin (Rabu, 24/9) saya nonton, dan sekarang nonton lagi,” ujarnya dalam pemutaran perdana film garapan Riri Riza ini di Yogyakarta, Kamis (25/9). Acara nonton bersama, selain dihadiri Sultan HB X, juga para pemeran film, seperti Cut Mini dan beberapa anak Belitung.

Kata Sultan HB X, film bermuatan pendidikan seperti ini mestinya banyak diproduksi. ”Harus disadari, dalam menonton film, masyarakat sudah berubah. Orang melihat bagaimana ceritanya,” katanya menambahkan.

Paradoks pendidikan yang dipaparkan Laskar Pelangi, lanjut Sultan HB X, menyuarakan fakta bahwa masih banyak kesenjangan dalam pendidikan, mulai dari bangunan fisik sampai kesejahteraan pendidik antar-sekolah.

”Yang juga ditunjukkan film ini, pendidikan kadang bersifat birokratis. Misalnya, membatasi syarat minimum siswa per kelas adalah sepuluh orang agar proses belajar bisa diadakan,” kata Sultan HB X yang lahir di Yogyakarta, 2 Maret 1946, ini. 


Read More..
2

Warna-warni Persahabatan Anak-anak Belitong

Kisah film 'Laskar Pelangi' yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata tak hanya soal pentingnya pendidikan. Warna-warni pershabatan 10 bocah Belitong dalam film ini juga cukup menarik dan bisa membuat penonton tertawa dan menangis.

Film ini dibuka dengan adegan ketika hari pertama Ikal (Zulfanny) berangkat ke sekolah, namun ia harus menggunakan sepatu perempuan karena tak mampu beli sepatu sekolah. Sayang sepatu perempuan yang dipakai Ikal kurang mewakili desain sepatu tahun 70an.

Di hari pertama Ikal sekolah juga jadi hari yang penting untuk kelanjutan pendidikan di SD Muhammdyah di desa Gentong, Belitong. Pada hari itu Ibu Muslimah (CUt Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara) harus berhasil mengumpulkan 10 murid supaya sekolah tersebut tidak ditutup.

Satu demi satu murid pun mulai terkumpul. Sayang hingga waktu yang ditentukan, kedua guru itu hanya berhasil mengumpulkan 9 murid. Hingga akhirnya tibalah Harun (Jeffry Yanuar) dengan ditemani ibunya. Ia pun berlari melewati padang rumput menuju ke sekolah yang bangunannya hampir roboh itu untuk menjadi penyelamat masa depan kesembilan murid yang sudah gelisah. Sepuluh murid pun sudah terkumpul, mereka pun mendapat julukan Laskar Pelangi oleh Ibu Muslimah.

Tantangan demi tantangan harus dihadapi oleh Ibu Muslimah, Pak Harfan dan Laskar Pelangi untuk bisa terus sekolah. Namun berkat kecerdasan dan bakat yang dimiliki para Laskar Pelangi berhasil mendorong semangat sekolah mereka.

Kisah dalam 'Laskar Pelangi' yang mengangkat pentingnya pendidikan dibalut dalam cerita warna-warninya persahabatan di antara 10 murid SD Muhammadiyah itu. Masing-masing murid tersebut memiliki keunikan tersendiri.

Warna-warni film 'Laskar Pelangi' juga terlihat dengan adanya berbagai hal yang bisa dilihat dalam layar lebar produksi Miles Film ini. Ada kisah cinta monyet, perjuangan orangtua dan indahnya persahabatan.

Menonton 'Laskar Pelangi' bisa membuat kita tertawa sekaligus menangis. Apalagi akting para pendatang baru yang memerankan Laskar Pelangi tak mengecewakan, mereka sangat natural. Hal itu bisa jadi karena mereka sebelumnya sudah menjalani latihan akting selama tiga bulan.

Dalam film garapan Riri Riza ini ada satu penambahan tokoh yang tidak ada dalam novel. Tokoh tersebut adalah Pak Mahmud yang diperankan Tora Sudiro. Menurut Riri penambahan karakter itu untuk memperkuat penyampaian pesan fim ini.

Setting yang dibuat oleh Eros Eflin selaku penata artistik untuk film 'Laskar Pelangi' cukup menggambarkan nuansa tahun 70an. Ditambah dengan syuting yang dilakukan di Belitong, sehingga benar-benar tertangkap suasana lokalnya. Secara keseluruhan film 'Laskar Pelangi' patut mendapat acungan jempol.

Detik.Com

Read More..
7

Laskar Pelangi The Movie (Sinopsis)



Sebuah adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata.

Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.


5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kehilangan sosok yang mereka cintai. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?

Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran, dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.


Read More..
2

Laskar Pelangi Diserbu Penonton


Tayangan perdana Film Laskar Pelangi arahan Riri Riza yang diangkat dari novel best seller karya Andrea Hirata, di jaringan bioskop Blitz Megaplex, Kamis (25/9), langsung diserbu penonton.

Kondisi tersebut terlihat di sejumlah bioskop di Tanah Air. Di Jakarta, bioskop Blitz Megaplex, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, jumlah penonton cukup signifikan. Dari dua layar yang disediakan, tiket nyaris terjual ludes.

Menurut Adit, salah satu petugas karcis, pada pemutaran Jumat pukul 14.00 siang, satu bioskop langsung di-booking oleh salah satu partai untuk acara nonton bareng. Sementara, pada pemutaran sesi sore dan malam hari tiket yang terjual mencapai 399 buah. "Padahal ini baru weekday dengan jumlah penonton yang sekarang biasanya terjadi pada weekend, besok (Jumat) diprediksikan akan membeludak. Biasanya seperti itu," ungkap Adit kepada Kompas Entertainment, Kamis malam.

Antusiasme masyarakat menyaksikan film Laskar Pelangi juga terjadi di Bandung dan Semarang. Berdasarkan laporan kantor berita Antara, sejumlah masyarakat menyambut hangat film tersebut. "Animo masyarakat cukup tinggi, di mana sampai pemutaran ketiga dari empat kali pemutaran untuk hari ini selalu dipenuhi penonton," kata Joko S, Manajer Pemasaran Studio 21, Mall Ciputra Semarang di Semarang, Kamis.

Film ini dibintangi 10 anak asli Belitong yang berperan sebagai anggota Laskar Pelangi dan aktor Cut Mini, Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Lukman Sardi, Alex Komang, dan Jajang C Noer.

Seluruh pengambilan gambar dalam film dengan sutradarai Riri Riza dan rumah produksi Miles Production ini dilakukan di Belitung dan menggunakan bahasa Melayu. Cerita terjadi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur. Dimulai ketika sekolah SD Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jika tidak mencapai siswa baru sejumlah sepuluh anak. Dari sinilah cerita bergulir mengisahkan orang-orang yang luar biasa itu.

Akankah Laskar Pelangi ini akan mengalahkan film Ayat-Ayat Cinta yang memecahkan rekor menyedot penonton di atas angka 3 juta itu? Kita lihat saja nanti.

Kompas, 26.09.08

Read More..
0

Sultan Nonton Laskar Pelangi Sampai Dua Kali


Film Laskar Pelangi diputar perdana secara serentak, Kamis (25/9) ini dan dipusatkan di Yogyakarta tadi siang. Sejumlah pemeran film bermuatan pendidikan tersebut datang, termasuk beberapa siswa dari Pulau Belitong dan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X.

Sebelum acara menonton bersama di Bioskop 21 Ambarrukmo Plaza, para pemeran dari film besutan Riri Riza da Mira Lesmana itu menggelar jumpa pers di atrium mal di depan ratusan remaja.

Mira Lesmana mengatakan, lewat Laskar Pelangi, dirinya hendak bersuara bahwa kekayaan kultur negeri ini masih sangat melimpah untuk digali lewat film. Pendidikan, sebenarnya bukan tema yang mati.

Dia dan Riri, sedang mencoba keluar dari Jakarta dan bingkai Jakarta dalam membuat film. Hal ini juga untuk memberi nuansa baru perfilman di Tanah Air dan penegaran pada masyarakat. "Kalimantan, Sumatera, dan Lombok misalnya, sedang kita jelajahi," ucapnya.

"Interaksi dengan warga setempat diyakini memberi referensi dan wawasan yang luas sehingga film menjadi hidup. Ada konteks luar biasa di Laskar Pelangi, yakni melihat bagaiman pendidikan, arti pendidikan, persahabatan, dan pendidik. Ini pesan yang harus aku sampaikan," ujarnya.

Sultan HB X yang juga Raja Keraton Yogyakarta mengatakan ia selalu tergelitik kala melihat film bermuatan pendidikan. Sultan tetap antusias menonton lagi film Laskar Pelangi. "Kemarin (Rabu) saya nonton dan hari ini nonton lagi," ujarnya.

Menurut Sultan, film-film bermuatan pendidikan yang bagus dan mendidik seharusnya banyak diproduksi insan perfilman di Indonesia. "Harus disadarai bahwa dalam menonton film, masyarakat sudah mulai berubah yakni melihat bagaimana ceritanya. Tak lagi film bernuansa western dan koboi," katanya.

Kompas, 25.09.08

Read More..
1

Laskar Pelangi The Movie (Review @ IndonesiaSelebriti)


Film Laskar Pelangi merupakan sebuah film bergenre drama yang menjadi salah satu film terbaik pada tahun 2008 ini. Selain itu film ini merupakan calon film yang mengungguli film liburan lebaran yang rilisnya pada 25 September 2008 diikuti oleh 4 film Indonesia lainnya.

Laskar Pelangi menjadi salah satu tontonan alternative yang membuat Indonesia menangis mengingat dunia pendidikan di Indonesia yang sangat jauh dari standar pendidikan dunia.

Film garapan sutradara Riri Riza ini merupakan film yang sangat menyentuh. Selain penuh dengan rasa miris dan menyebabkan air mata, film ini juga mampu memberikan sebuah guyonan yang biasa tapi mampu membangkitkan rasa tawa yang segar.

Selain itu, dari sisi akting. Film yang banyak dibintangi oleh bintang-bintang terkenal ini mampu menyuguhkan kualitas akting. Film ini dapat dikatakan berat, karena para bintang harus mampu menyuguhkan kulture dari budaya Belitung dengan bahasanya yang melayu.

Selain itu, untuk pemeran cilik yang terdiri dari 11 orang itu mampu memukau penontonnya dengan gaya-gaya kepolosan mereka. Ditambah dengan kehadiran seseorang yang memiliki keterbatasan, menjadikan film ini menjadi yang terbaik pada tahun.

Tak hanya itu, film produksi Miles Production, merupakan tontonan yang sangat menyentuh penuh dengan pesan moral yang sangat dalam. Istimewanya lagi film ini dapat dinikmati oleh segala kalangan.

Read More..
1

Theme Song Laskar Pelangi By Nidji (Video Clip)



Read More..
3

Press Release Album Laskar Pelangi


kompleksitas genre musik dalam soundrack album laskar pelangi

laskar pelangi, sebuah novel best seller karya andrea hirata, menjadi inspirasi lahirnya lagu-lagu baru, lalu dimasukkan dalam kmpilasi album soundtrack musik film laskar pelangi. produser film dan musik mira lesmana yang menggagas ide itu dengan mengumpulkan banyak musisi dengan genre musik berbeda. "laskar pelangi" karya nidji menjadi first single-nya.

baca novelnya, baru nulis lagunya

sejak tahun 1990-an, mira lesmana dikenal sebagai lirikus yang 'sangat baik', tatkala harus berkolaborasi dengan saudaranya, indra lesmana. tetapi belakangan ia malah mendorong musisi lain untuk melakukan eksplorasi musikal. "saya penggemar nidji, tapi juga menyukai musik punk-nya netral atau karya-karya orisinil dari anak-anak muda yang eksploratif seperti gugun. meng 'float', vokal dahsyat ipang dan band yang saya bentuk dalam cerita film, garasi. untuk memperkaya isi album soundtracknya, ada baiknya mengajak beberapa musisi yang sangat berkarakter seperti sherina dan gita gutawa. maka jadilah album soundtrack laskar pelangi, mendampingi peredaran filnya, 25 september nanti", cerita mira lesmana.

syarat utama agar bisa masuk dalam komunitas rekaman lagu yang terinspirasi dari novel laskar pelangi adalah harus baca novelnya dulu. "sebelum mbak mira ngajak kerjasama nulis theme song laskar pelangi, saya lebih dulu baca novelnya yang dikasih mama saya", cerita giring, vikalis nidji, "ceritanya dahsyat. dalam perjalan tour luar kota jakarta, pagi-pagi buta sayabilang ke temen-temen nidji, jika ada orang yang nawarin bikin theme song laskar pelangi, tawaran itu kita ambil. gue udah ngebayangin kayak apa lirik dan melodi lagunya, tetap ada warna urban music ala nidji, tapi minimalis, banyak pake gitar akustik", tambah giring. "bedanya dengan lagu-lagu rekaman reguler nidji, kami biasa menggarap musik dengan urban elektrik yang terkesan riang bahkan kadang cenderung nge-rock atau disco. laskar pelangi, kami menggarapnya dalam gaya minimalis, mengawal lirik ciptaan giring", tambah adri, drumer nidji. semua personil nidjisepakat menyebut lagu laskra pelangi menjadi amat indah, tatkala dikasih orkestrasi oleh wong aksan, juga memakai choir (paduan suara) anak-anak, "jadi dalam album soundtrack laskar pelangi ada dua versi lagu laskar pelangi, yang satu pake string orchestra karya wong aksan dan choir anak-anak dan lagu karya nidji", jelas mira lesmana.

album laskar pelangi track list:

1.laskar pelangi by nidji
2.ku bahagia by sherina
3.lintang by netral
4.tak perlu keliling dunia by gita gutawa
5.sahabat kecil by ipang
6.waltz musim pelangi by meng float
7.sahabat by garasi
8.mengejar harapan by gugun & the bluesbug
9.bunga seroja by veris a.k.a, mahar & mara karma


Read More..
6

Laskar Pelangi


cipt: nidji
theme song dedicated to laskar pelangi


mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

laskar pelangi takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu di angkasa
warnai bintang di jiwa

*
menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada yang kuasa
cinta kita di dunia selamanya

Read More..
51

Bunga Seroja (Veris/ Mahar & Mara Karma)



this song to cheer up ikalmari menyusun seroja bunga seroja
riasan sanggul remaja putri remaja

rupa yang elok dimanja jangan dimanja
pujalah ia oh saja sekedar saja

mengapa kau bermenung oh adik berhati

bingung 2x
janganlah engkau percaya dengan asmara 2x
sekarang bukan bermenung jangan bermenung 2x
mari bersama oh adik memetik bunga 2x


Read More..
0

Mengejar Harapan (Gugun & The Bluesbug)


inspired by the spirit of laskar pelangi

jejak kecil
lari mengejar
matahari
keringatnya membasuh pedih
raut wajah
beri kisah
derai tawa
saat itu tak kan terlupa
hingga kini tetap bakar jiwaku

kau berlari
mengejar
harapan
harapan hingga ku di sini

Read More..
0

Sahabat (Garasi)


Inspired By the Friendship Of Ikal & Lintang

di saat kubutuh dirimu
ku inginkan kau di sisiku
saat kauperlukan hadirku
kujanjikan ada untukmu

jangan pernah
tuk menghilang

kunantikan saat bersama
penuh cerita dan ceria
redakan beban yang terasa
memberi warna dalam jiwa

Read More..
6

Sahabat Kecil (Ipang)


song & lyric: ipang
aransemen: dede kumala & ipang
inspired by:
laskar pelangi's gathering after the rain to catch the rainbow

baru saja berakhir
hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi

tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli

bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu
rasanya semuanya begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya.

Read More..
5

Ku Bahagia (Sherina Munaf)



song, composed & lyric: sherina munaf
inspired by the friendship of laskar pelangi
kita bermain-main
siang siang hari senin
tertawa satu sama lain
semua bahagia
semua bahagia

kita berangan-angan
merangkai masa depan
di bawah kerindangan dahan
semua bahagia
semua bahagia

matahari seakan tersenyum


Read More..
2

Andrea Hirata Takjub Saksikan Film 'LASKAR PELANGI'

Penulis buku Andrea Hirata mengaku takjub setelah menyaksikan film LASKAR PELANGI arahan sutradara Riri Riza, yang merupakan adaptasi dari buku karangannya dengan judul yang sama.

"Terus terang, bagi saya LASKAR PELANGI adalah sebuah memoar, sebuah kisah masa kecil dalam film. Ini yang sulit saya gambarkan bagaimana kebahagiaan saya," kata Andrea Hirata dalam acara konferensi pers peluncuran film LASKAR PELANGI, di Jakarta, Senin (22/9).

Film LASKAR PELANGI berkisah tentang perjuangan dua guru SD Muhammadiyah dan sepuluh muridnya untuk bertahan mendapatkan pendidikan. Film itu diputar mulai 25 September di bioskop-bioskop di Indonesia.

Andrea mengatakan, ketakjuban dirinya semakin bertambah ketika menyadari bahwa pesan yang ingin disampaikannya dalam film itu ternyata dapat diterima penonton.

Pesan tersebut adalah tentang pentingnya pendidikan bagi masyarakat sekitar Belitong, masyarakat yang terpinggirkan dan miskin.

"Teknik yang dipakai dalam pembuatan ini sangat tinggi, tapi Riri sebagai sutradara tidak melupakan pesan-pesan moral dalam film ini," kata pria berambut ikal itu.

Film LASKAR PELANGI merupakan produksi ke-9 Miles Films dan Mizan Production. Dalam film ini Mira Lesmana menjadi produser dan penulisan naskahnya ditulis oleh Salman Aristo yang sebelumnya menulis naskah film AYAT AYAT CINTA, BROWNIES, dan JOMBLO.

Cerita LASKAR PELANGI berlatar belakang kehidupan di Pulau Belitong pada pertengahan tahun 1970-an. Novel LASKAR PELANGI merupakan karya best seller yang berisi kisah anak-anak Belitong yang inspiratif, penuh semangat, dan kemauan untuk bekerja keras.

Film ini dibintangi 10 anak asli Belitong yang berperan sebagai anggota Laskar Pelangi serta artis dan aktor Indonesia, di antaranya Cut Mini, Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Lukman Sardi, Alex Komang dan Jajang C Noer.

Seluruh pengambilan gambar dalam film ini dilakukan di Belitong dan menggunakan Bahasa Belitong. Proses pengambilan gambarnya memerlukan waktu satu tahun lamanya dan pada draft ke-11 Andrea baru menerima naskah lengkapnya untuk segera difilmkan.

"Dua tahun lamanya saya jungkir balik menghadapi penggemar yang tidak ingin Laskar Pelangi difilmkan, tapi saya yakin hasil kerja Riri dan kawan-kawan akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa, dan hal itu menjadi kenyataan," demikian kata Andrea.

sumber: kapanlagi

Read More..
0

Andrea Hirata Bikin Mira Lesmana Mules


Sineas Mira Lesmana kagum dengan novel 'Laskar Pelangi'. Saking kagumnya, istri aktor Mathias Muchus itu sampai mules gara-gara filmnya ditonton oleh sang pengarang buku 'Laskar Pelangi, 'Andrea Hirata.

"Hari pertama Andrea menonton filmnya secara lengkap, perut saya mules," akunya saat di temui detikhot di Planet Hollywood, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, baru-baru ini .

Bukan hanya mules, jantung Mira juga terus berdebar saat sang penulis novel 'Laskar Pelangi' menyaksikan filmnya secara utuh. Namun semua ketakutan partner Riri Riza itu sirna ketika Andrea memberikan pujian. Ia pun merasa puas.

'Laskar Pelangi' sendiri adalah film yang bercerita tentang kehidupan 10 anak yang bersekolah di Pulau Belitong dengan segala keterbatasan. Saat menggarap 'Laskar Pelangi' bersama Riri Riza, Mira mengaku banyak menemui suka duka.

Film ini menurut Mira bisa dijadikan alternatif tontonan di tengah merebaknya film komedi dan horor. Keseruan 10 anak dari Pulau Belitong itu dapat disaksikan di bioskop mulai 25 September 2008 mendatang

Sumber: Detik.Com

Read More..
2

Andrea Hirata: Dibanding Novel Film 'Laskar Pelangi' Lebih Bagus


Seperti apa novel 'Laskar Pelangi' yang laris itu jika difilmkan? Sang penulis novel Andrea Hirata memberikan pendapatnya. Menurut Andrea 'Laskar Pelangi' versi film lebih bagus dari novelnya. Begitukah?

"Menurut saya apa yang dicemaskan mereka (pembaca novel-red) tidak terjadi, film ini lebih bagus dari novelnya," jelas pria yang identik dengan topi itu dalam jumpa pers usai pemutaran film 'Laskar Pelangi' di Planet Hollywood 21, Jakarta, Senin (22/9/2008).

Saking bagusnya, Andrea mengaku ia langsung menangis ketika 10 menit pertama film diputar. Air matanya menetes juga karena ia merasa apa yang diceritakan dalam film tersebut adalah bagian dari masa lalunya.

"Film ini di atas harapan saya. Jarang ada film kayak gini di Indonesia," lanjutnya memuji layar lebar yang digarap Riri Riza dan Mira Lesmana itu.

Andrea berpromosi, film 'Laskar Pelangi' dibuat dengan tekhnologi yang canggih namun tetap sarat pesan. Layar lebar yang dibintangi aktor-aktris papan atas seperti Cut Mini, Tora Sudiro dan Slamet Rahardjo itu menurutnya juga sangat cocok untuk anak-anak.

"Walaupun ada dialek Melayu, tapi penonton tetap mengerti," ujar Andrea lagi.

Sumber: Detik.Com

Read More..
4

Tora Sudiro Kesulitan Bicara Bahasa Melayu


Bagi seorang aktor, totalitas dalam berakting merupakan suatu kewajiban. Itupula yang dilakukan Tora Sudiro dalam film terbarunya, 'Laskar Pelangi'. Walau begitu Tora mengaku kesulitan ketika harus bicara bahasa Melayu.

"Susah banget, bener-bener susah, soalnya kan bahasanya gue awam," jelasnya ketika ditemui di Palnet Hollywood, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2008).

Berakting dengan logat daerah sebenarnya pernah dilakukan Tora. Di 'Naga Bonar Jadi Dua' ia menggunakan logat Batak. Namun menurut pria yang memiliki banyak tato itu, logat Batak lebih familiar dengan dirinya sehingga ia mengaku tidak terlalu sulit ketika berakting bicara dengan logat tersebut.

Walau begitu Tora mengaku bangga dapat terlibat di film yang diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata itu. Keindahan Pulau Belitung tempat lokasi syuting film 'Laskar Pelangi' diakuinya sangat indah.

Sumber: Detik.Com

Read More..
3

Cut Mini Merinding Nonton 'Laskar Pelangi'


Artis Cut Mini mengaku terkesan ketika menyaksikan film 'Laskar Pelangi'. Walau ia menjadi salah satu pemerannya, Cut Mini merasa merinding ketika menyaksikan film tersebut.

"Cuplikannya padahal beberapa kali saya sudah lihat, tapi tadi ketika saya nonton secara keseluruhan, saya bener-bener merinding," ujarnya ketika ditemui di Planet Hollywood 21, Jl Gatot Soebroto, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2008).

Menurut perempuan kelahiran 30 Desember 1973 itu, cerita film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata itu sangat emosional. Cut Mini pun berulangkali mengaku tidak pernah menyangka kalau ia bisa terpilih menjadi salah satu pemeran pada film tersebut.

Pemain film 'Arisan' itu pun menunjukkan kerja kerasnya untuk kepercayaan yang diberikan kepadanya. Peran yang dimainkan oleh Cut Mini terbilang serius, yaitu karakter Ibu Muslimah yang menjadi kekuatan dari cerita 'Laskar Pelangi'.

Walau pada awalnya khawatir kalau dirinya tidak mampu memerankan Ibu Muslimah dengan baik, Cut Mini mengaku lega karena penampilannya mendapat pujian dari sejumlah rekan. "Awalnya saya takut mengecewakan para pecinta Ibu Muslimah, tapi tadi Alhamdulillah saya puas," tukasnya seraya tersenyum.

sumber: detik.com

Read More..
4

Tak Perlu Keliling Dunia (Gita Gutawa)


cipt. erwin gutawa & mira lesmana
aransemen: erwin gutawa

kapur putih pucat
terasa penuh warna
dan pelangi yang enggan datangpun berbinar

kertas putih yang pudar
tertulis seribu kata
dan ku ungkap semua yang sedang kurasa

dengarkanlah kata hatiku
bahwa ku ingin untuk tetap di sini

* tak perlulah aku keliling dunia

Read More..
0

Laskar Pelangi The Movie, Review @ filmpendek.org

Sebuah adaptasi sinema dari novel fenomenal LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata.

Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.

Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.

5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.

Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kehilangan sosok yang mereka cintai. Sanggupkah mereka bertahan menghadapi cobaan demi cobaan?

Film ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran, dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.

Jenis Film : Drama
Produser : Mira Lesmana
Produksi : Miles Films & Mizan Production
Pemain : Cut Mini, Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Rahardjo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka
Sutradara : Riri Riza
Penulis : Salman Aristo, Riri Riza, Mira Lesmana

Read More..
2

Waltz Musim Pelangi (Float)


by: float
lyric & music: hotma roni simamora


dahanku tampak dari jauh
dan sepuluh rupa pemuja
menanti pelangi meski dunia
tak lagi terpana

dan tiap-tiap pandang tertuju
pada gerimis yang dirindu
akankah kali ini bersamanya lagi
pelukis langitku?

berarak-arak awan tertiup
bergegas cahayapun menyusup
selapis warna mulai terwujud

Read More..
5

Press Release Miles Films


Laskar Pelangi Siap di Layar Lebar Kolaborasi Peran 12 Anak Belitong Asli dengan 12 Aktor Profesional Indonesia

Setelah sukses menjadi novel best seller dengan penjualan lebih dari 500.000 eksemplar, kini Laskar Pelangi siap diangkat ke layar lebar dan akan memasuki tahap syuting pada tanggal 25 Mei 2008. Film ini diproduksi oleh Miles Films bekerjasama dengan Mizan Cinema Productions, ”B” Edutainment dan Iluni UI.

Laskar Pelangi adalah sebuah kisah anak bangsa yang menggambarkan perjuangan guru dan 10 siswa di Belitong untuk sebuah pendidikan. Ide pembuatan film ini berawal dari rasa kagum Mira Lesmana dan Riri Riza selaku Produser dan Sutradara film ini terhadap buku karya Andrea Hirata yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2004. “Buku Laskar Pelangi sanggup membuat kita tiba-tiba merasa bangga jadi orang Indonesia dan memompa semangat serta optimisme kebangsaan, dengan hadirnya karakter anak-anak Laskar Pelangi, Ibu Muslimah dan Bapak Harfan,” ucap Mira Lesmana selaku Produser film ini.

Selaku sutradara film Laskar Pelangi, Riri Riza mengungkapkan: “Laskar Pelangi memiliki cerita yang unik dan penuh dinamika dengan hadirnya 10 siswa dengan kararkter yang sangat kuat dan seorang guru ambisius yang mempunyai cita-cita besar dan luhur. Dan Andrea Hirata adalah faktor yang sangat penting kenapa kami ingin memfilmkan buku Laskar Pelangi ini. Saat pertama kali ketemu dengan Andrea, ada antusiasme yang terlihat di dirinya. Bertemu Andrea Hirata seperti melihat matahari yang bersinar keras sekali dan sangat inspiring.”

Bagi sang penulis, Andrea Hirata, bukan hal yang mudah untuk mengijinkan karya sastra pertamanya ini untuk difilmkan. Jelas Andrea mempunyai alasan khusus kenapa ia mempercayakan penggarapan film Laskar Pelangi ini kepada Mira Lesmana dan Riri Riza. “Ada beberapa alasan kenapa saya rela menyerahkan cerita Laskar Pelangi ini kepada Mira Lesmana dan Riri Riza. Pertama, Mira dan Riri adalah sineas yang memiliki integritas, yang tidak semata melihat keinginan pasar dalam membuat karyanya. Kedua, Mira dan Riri mempunyai talent yang langka dalam membuat sebuah karya seni. Mereka bisa membuat film box office, tapi tetap bermutu. Dan setelah lama bergaul dengan mereka, saya semakin yakin kalau kedua sineas ini mempunyai indra keenam dalam membuat sebuah karya dan mempunyai perspektif yang unik,” ungkap Andrea.

Sementara menurut Putut Widjanarko, Vice President Operation Mizan Publika, dengan terjunnya Mizan dalam produksi film ini merupakan konsekuensi logis dari strategi pengembangan Mizan ke depan. “Mizan Prouductions sangat bangga bekerjasama dengan Miles Films menghadirkan film yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat Indonesia ini. Apalagi buku best seller Laskar Pelangi adalah terbitan salah satu penerbit dalam kelompok Mizan, yaitu penerbit Bentang Pustaka.”

Setelah melewati proses pertemuan dan diskusi dengan sang penulis selama satu tahun, akhirnya Juli - Desember 2007, proses penulisan skenario yang ditulis oleh Salman Aristo, dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana pun dimulai. Dan persiapan produksi pun sudah dilakukan sejak Juli 2007 lalu dengan melakukan proses penulisan skenario, survey lokasi, serta casting para pemain Laskar Pelangi. “Dalam proses pembuatan film ini hampir 100% pengambilan gambar dan syuting dilakukan di Belitong. Dan satu hal yang cukup istimewa di film ini, 12 orang pemain, 10 Laskar Pelangi dengan dua karakter pelengkap yang memerankan Flo dan A Ling, semuanya asli dari Belitong,” cerita Mira, antusias.

Adapun keinginan Rira dan Mira untuk menampilkan anak-anak asli Belitong agar chemistry antara cerita dan para pemain muncul secara real dan natural. “Sejak awal kami memang tidak terpikirkan untuk menggunakan pemain di luar kota Belitong untuk tokoh-tokoh anak Laskar Pelangi. Jadi proses hunting dan casting pemain pun sudah kami lakukan sejak awal persiapan produksi,” ujar Riri. “Meskipun anak-anak ini belum berpengalaman dan awam dengan dunia akting, tapi mereka ini adalah anak-anak yang sangat berbakat, punya keberanian, mau mencoba, dan yang terpenting, mereka bisa mempresentasikan tokoh-tokoh utama di film ini,” lanjut Mira.

Setelah menjalani proses hunting dan casting di Belitong, akhirnya terpilih juga 12 orang pelajar Belitong yang akan memerankan karakter Ikal, Lintang, Mahar, Syahdan, Borek, Kucai, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Flo, dan A Ling.

Meski begitu, bukan berarti Mira luput menampilkan para pemain profesional. 12 nama aktor profesional pun turut tampil meramaikan film ini, seperti Cut Mini, Ikranegara, Lukman Sardi, Ario Bayu, Tora Sudiro, Slamet Raharjo, Alex Komang, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Robbie Tumewu, JaJang C. Noer, dan Teuku Rifnu Wikana .

Film yang diperuntukkan bagi semua umur dan kalangan ini rencananya akan beredar di bioskop di seluruh Indonesia pada liburan Lebaran 2008 ini.

Read More..
3

Laskar Pelangi The Movie On Kick Andy

Kisah Laskar Pelangi sebentar lagi akan tampil di layar lebar. Dua belas anak asli Pulau Belitong dan 12 pemain film professional berakting bersama dalam film yang menceritakan perjuangan murid dan guru dalam memperoleh pendidikan di masa tahun 1970-an. Ironisnya, kita masih menemukan kisah perjuangan yang hampir sama di Indonesia, hingga sekarang ini.

Perjuangan Ibu Muslimah yang menggetarkan pembaca buku Laskar Pelangi, ternyata masih terjadi. Dua diantarannya kami temukan di Tapanuli Selatan dan Papua.

Raja Dima, seorang petani terpaksa menjadi guru karena tak tega melihat anak-anak di kampungnya putus sekolah. Tak ada lagi guru yang mau mengajar di SD Sigoring-goring, di desa terpencil dan tak pernah memperoleh aliran listrik ini. Alhasil, sejak tahun 2004, ia harus mengajar kelas 1 sampai kelas VI sendirian. Dan sebagai imbalannya, ia mendapat 9 cangkir beras dari setiap orang tua per bulan.

Sementara itu, di Momogu, Asmat, Papua, Adolof seorang penjaga sekolah juga terpaksa mengajar, agar anak-anak di sana tidak buta huruf. Dengan kemampuannya yang terbatas, iapun hanya mengajarkan pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Menurutnya, kegiatan belajar seadanya ini, akan lebih baik ketimbang sekolahnya tertutup rumput seperti sekolah-sekolah lainnya. Ia berharap suatu hari akan ada guru lagi yang mau ditugaskan di sekolah tersebut.

”Saya sangat kagum dengan mereka,” kata Ibu Muslimah saat tampil di Kick Andy dan mendengarkan kisah kedua guru tadi. ”Tapi kalau itu terjadi hingga sekarang, dimanakah yang disebut kemajuan itu,” ujarnya polos.

Ibu Muslimah kali ini tampil ditemani oleh Cut Mini, pemeran Ibu Muslimah dalam film Laskar Pelangi. Bagi Cut Mini, perannya di film kali ini memberikan kesan yang sangat mendalam. ” Saya sering merasa ingin kembali ke Belitong,” kata Cut Mini yang masih sering menitikan air mata, saat kembali melihat adegan-adegannya di film tersebut.

Selain Cut Mini, di Kick Andy kali ini juga hadir 8 diantara 12 pemeran anggota Laskar Pelangi. Mereka yang hadir adalah pemeran Ikal, Lintang, Kucai, Mahar, Borek, Zahara, dan Flo. Mereka adalah anak-anak asli Belitong, yang mengisahkan banyak pengalaman menarik di film pertama mereka.

Bagi Andrea Hirata film ini merupakan satu kebanggaan dan cara untuk mewujudkan keinginannya mendekatkan Belitong pada kemajuan. ”Saya berharap anak-anak Belitong berani bermimpi. Lihat sekarang, siapa sangka Zulfany yang hanya anak tukang jam kaki lima, hari ini bisa menjadi aktor,” kata Andrea Hirata yang tampil menemani Zulfany, pemeran ikal alias Andrea di masa kecil dalam film Laskar pelangi.

Adalah sineas Mira Lesmana dan Riri Riza yang menggarap novel karya Andrea Hirata itu menjadi sebuah film layar lebar. Seluruh pembuatan film ini dilaksanakan di Pulau Belitong.

Riri Riza mengaku para crew-nya harus membangun kembali reflika SD Muhammadiyah, tempat para anggota Laskar Pelangi bersekolah. Sedikit berseloroh, Host Kick Andy, Andy F. Noya menyatakan bahwa sesungguhnya Riri dan tim tak harus repot-repot membuat reflika, soalnya di masa sekarang pun kita masih bisa enemukan sekolah-sekolah reyot tempat sejumlah anak belajar.

Dalam tayangan ini, Kick Andy kembali mengingatkan tentang sekolah tempat Frederick Sitaung dan Wanhar Umar mengajar yang pernah tayang beberapa waktu lalu di Kick Andy.

Frederick adalah guru sekaligus kepala SD di kampung Poepe, Welputi, Merauke, Papua. Sekolah tempat belajar anak-anak kampung terpencil itu, sangat jauh dari layak. Bangku yang terbatas, atap dan dindingnya sudah bolong di sana sini. Begitu juga dengan SD Muhammadiyah di Desa Talangsatan, Muara Enim, Sumatera Selatan, tempat Wanhar Umar mengajar. Di sekolah ini pun sejumlah murid harus belajar di ruang sekolah berdinding kayu yang rapuh dan atap yang bocor. Nasib mereka di masa kini, tak jauh beda dengan anak-anak anggota Laskar Pelangi di masa lalu.

Semoga saja kehadiran film Laskar Pelangi bisa lebih menggugah kita semua untuk lebih peduli pada dunia pendidikan. Terlebih jika kita mendengarkan lirik lagu dari Grup Nidji, yang menjadi theme song film ini.

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya...

(Laskar Pelangi - Nidji )

Read More..
0

The Cast Of Laskar Pelangi The Movie

Ibu Muslimah: Cut Mini
Pak Harfan: Ikranagara
Pak Mahmud: Tora Sudiro
Pak Zulkarnaen: Slamet Rahardjo
Bapak Ikal: Mathias Muchus
Ibu Ikal: Rieke Diah Pitaloka
Pak Bakri: Teuku Rifnu Wikana
Ikal (Dewasa): Lukman Sardi
Lintang (Dewasa): Ario Bayu
Alex Komang
Jajang C Noer
Robbie Tumewu
Ikal: Zulfanny
Mahar: Verrys Yamarno
Lintang: Verdian
Kucai: Yogi Nugraha
Syahdan: M.Syukur Ramadhan
A Kiong: Suhendri
Borek: Febriansyah
Harun: Jeffry Yanuar
Trapani: Suharyadi Syah Ramadhan
Sahara: Dewi Ratih Ayu Safitri
Flo: Marcella

Read More..
0

Behind The Scenes
























Read More..